Jumat, 01 Januari 2010

Rate of Return (ROR)

0 komentar
Jogiyanto (2003), membedakan return saham menjadi dua jenis yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi merupakan return yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting sebagai dasar pengukuran kinerja perusahaan, serta sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan resiko di masa mendatang. Sedangkan return ekspektasi merupakan return yang diharapkan terjadi di masa mendatang dan bersifat tidak pasti (belum terjadi).
Rate of Return (ROR) adalah tingkat pengembalian saham atas investasi yang dilakukan oleh investor. Komposisi penghitungan rate of return (return total) adalah capital gain (loss) dan yield. Capital gain (loss) merupakan selisih laba/rugi karena perbedaan harga sekarang yang lebih tinggi atau lebih rendah bila dibandingkan dengan harga periode waktu sebelumnya. Sedangkan yield merupakan persentase penerimaan kas secara periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari sebuah investasi. Untuk saham, yield merupakan persentase dividen terhadap harga saham periode sebelumnya. Untuk obligasi, yield merupakan prosentase bunga pinjaman yang diperoleh terhadap harga obligasi sebelumnya (Jogiyanto 2003:111).
Dalam menghitung rate of return dapat digunakan rumus sebagai berikut :

ROR = Capital gain (loss) +Yield
= ( Pt – Pt-1 / Pt-1 ) + Dt / Pt-1
= ( Pt – Pt-1+ Dt / Pt-1 ) x 100%

Keterangan :
Pt = Harga saham sekarang
Pt – 1 = Harga saham periode lalu

Dt - 1 = Deviden yang dibayarkan sekarang


Macam – macam Rate of Return adalah :

1.Average Rate of Return

Average Rate of Return disebut juga accounting rate of return atau accounting return to investment adalah metofe penilaian investasi yang berusaha menunjukkan ratio atau perbandingan antara keuntungan neto tahunan terhadap nilai investasi yang diperlukan untuk memperoleh laba/keuntungan tersebut baik diperhitungkan dengan nilai investasi ( initial investment ) atau rata – rata investasi ( average investment ).

Jadi average rate of return dapat dihitung dengan

Keuntungan neto tahunan / nilai investasi awal = nett income / initial investment

Metode ARR mempunyai kelemahan – kelemahan antara lain :

Perhitungan ARR tidak memperhatikan time value of money


Menitikberatkan pada perhitungan accounting dan bukan pada cash flow dari investasi yang bersangkutan, sehingga suatu investasi yang mempunyai umur penyusutan lebih cepat akan mengakibatkan keuntungan neto yang lebih rendah dan di satu pihak meninggikan cash flow, oleh karena penyusutan bukan merupakan pengeluaran kas.

ARR dapat dianalisa dengan beberapa cara, sehingga diperlukan standar perbandingan yang sesuai dengan cara – cara tersebut dan dimungkinkan dapat terjadi kesalahan memperbandingkan.


2.Internal Rate of Return

Internal Rate of Return dalah tingkat diskonto ( discount rate ) yang menjadikan sama antara present value dari penerimaan cash dan present value dari nilai investasi discount rate/tingkat diskonto yang menunjukkan net present value atau sama besarnya dengan nol.
Oleh karena itu, IRR adalah merupakan tingkat diskonto dari persamaan di bawah ini :

IO = [ P1 / ( 1 + i )1 ] + [ P2 / ( 1 + i )2 ] + [ P3 / ( 1 + i )3 ] + ,.,.,.,[ Pn / ( 1 + i )n ]

dimana :
IO = Initial Outlays ( Nilai Investasi mula – mula )
Pt = Net Cash Flow ( Proceed ) pada tahun ke – t
i = Tingkat diskonto
n = Lama waktu / periode umur investasi

Kelemahan – kelemahan pada metode IRR adalah :
1.Tingkat diskonto yang dihitung akan merupakan nilai yang sama untuk setipa tahun ekonomisnya. Metode IRR tidak memungkinkan menghitung IRR yang mungkin berbeda stiap tahunnya. Padahal secara toritis dimungkinkan terjadi tingkat bunga yang berbeda setiap tahun.
2.Bisa diperoleh i yang lebihdari satu angka ( multiple IRR ). Dengan demikian timbul masalah, yaitu i mana yang akan kita pergunakan.
3.Pada saat perusahaan harus memilih proyek yang bersifat mutually exclusive, kita mungkin salah memilih proyek kalau kita menggunakan kriteria IRR. Penggunaan IRR akan tepat kalau dipergunakan Incremental IRR.

( Referensi :Gitosudarmo M. Com, Drs. Indriyo ; Drs. Basri , “ Manajemen Keuangan, BPFE Yogyakarta , Oktober 1989, rac.uii.ac.id/server/document/Public/2008061812152301312418.pdf, www.blok21.com/PDF/Ekonomi%20Bahan%20galian.pdf, www.informatika.org/~rinaldi/Matdis/2006.../Makalah0607-122.pdf)

Nilai Waktu Uang ( Time Value of Money)

0 komentar
Rupiah saat ini selalu dihargai lebih tinggi daripada rupiah nanti. Kalau seseorang diminta memilih untuk menerima Rp. 1.000.000 saat ini ataukah, misalnya, Rp. 1.000.000 sepuluh tahun yang akan datang, dia tentu akan memilih untuk saat ini.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, nilai uang Rp. 1.000.000 yang anda punya sekarang tidak sama dengan Rp. 1.000.000 pada sepuluh tahun yang lalu atau sepuluh tahun kemudian. Hal sebaliknya akan berlaku apabila kita harus membayar atau mengeluarkan uang. Banyak para mahasiswa yang “ mempraktekkan “ hal ini. Mereka cenderung untuk membayar SPP mereka pada hari – hari terakhir batas pembayaran. Kalu jumlah yang dibayar sama besarnya, mengapa harus membayar lebih awal, kalau upaya untuk membayar sama saja ?
Konsep ini penting disadari karena dalam situasi inflasi dianggap tidak terlalu serius, perusahaan mungkin menggunakan historical cost dalam pencatatan transaksi keuangan, dan diterapkan prinsip bahwa satuan moneter dianggap sama. Padahal nilai uang pada waktu yang berbeda tidaklah bisa dianggap sama.
Konsep time value of money ini sebenarnya ingin mengatakan bahwa jika Anda punya uang sebaiknya -bahkan seharusnya- diinvestasikan, sehingga nilai uang itu tidak menyusut dimakan waktu. Sebab, jika uang itu didiamkan, ditaruh di bawah bantal, brankas, atau lemari besi maka uang itu tidak bekerja dan karenanya nilainya semakin lama semakin turun.

A.PERHITUNGAN-PERHITUNGAN NILAI UANG DARI WAKTU

1.Bunga Tetap
Perhitungan bunga ini sangat sederhana, yang diperhitungkan dengan besarnya pokok yang sama dan tingkat bunganya yang juga sama pada setiap waktu.
Walaupun pokok pinjaman pada kenyataannya sudah berkurang sebesar angsuran pokok pinjaman namun dalam perhitungan ini tetap digunakan standar perhitungan yang sama.
Contoh :
Perusahaan akan meminjam uang dari bank untuk membiayai proyek investasi sebesar Rp 10.000.000,00 dengan bunga 15% per tahun dalam waktu 4 tahun dan diangsur 4 kali.

Jadi besarnya bunga pada setiap tahun, mulai tahun kedua tidak mendasarkan pada sisa pinjamannya.
Apabila diformulasikan :
I = P . n . i
Dimana :
I = Besarnya keseluruhan bunga
P = Besarnya pinjaman
n = Jumlah tahun/bulan
i = Tingkat bunga
Sedangkan jumlah yang harus dibayarkan :

F = P + I
= P + P . n .i
= P ( 1 + P . n . i )

Dari contoh tersebut bila tanpa menggunakan tabel, maka bunga yang harus dibayarkan selama 4 tahun.
I = P . n . i
= Rp. 10.000.000 . 4 . 15%
I = Rp. 6.000.000

Oleh karena itu pemohon harus mngembalikan hutangnya :
F = P ( 1 + n . i )
= Rp. 10.000.000 ( 1 + 4 . 15% )
= Rp. 16.000.000


2.Nilai Majemuk ( Compound Value)

Nilai Majemuk ( compound value ) adalah merupakan penjumlahan dari sejumlah uang permulaan/pokok dengan bunga yang diperolehnya selama periode tertentu, apabila bunga tidak diambil pada setiap saat.


Jadi F ( Future ) untuk tahun ke – n :

Fn = P ( 1 + i )n
Dimana :
Fn = besarnya pokok dan bunga pada tahun ke-n
P = besarnya pokok pinjaman
i = tingkat bunga
n = jumlah tahun

Dalam praktek ( 1 + i )n telah dituangkan dalam bentuk tabel yang diistilah dengan interest factor ( IF ) sehingga rumus tersebut akan menjadi :

Fn = P ( IF ) n



3.Nilai Sekarang ( Present Value )

Present Value ( nilai sekarang ) merupakan kebalikan dari compound bvalue ( nilai majemuk ) adalah besarnya jumlah uang, pada permulaan periode atas dasar tingkat bunga tyertentu dari ejumlah uang yang baru akan diterima beberapa waktu / periode yang akan datang.
Jadi present value menghitung nilai uang pada waktu sekarang bagi sejumlah uang yang baru akan kita miliki beberapa waktu kemudian.
Formula dari compound value ( nilai majemuk ) adalah :
Fn = P ( 1 + i )n

Maka kebalikannya sebagai present value ( nilai sekarang ) sama dengan :

P = Fn / ( 1 + i )n

Atau
P = Fn ( 1 + i )-n

Dimana :
Fn = Nilai yang akan datang / future value tahun ke - n
P = Nilai sekarang / present value
i = tingkat bunga
n = jumlah tahun

Faktor ( 1 + i )-n diistilahkan dengan Discount Factor

4.Nilai Majemuk dari Annuity

Annuity merupakan seri dari pembayaran sejumlah uangf dengan sejumlah yang sama selama periode waktu tertentu pada tingkat bunga tertentu. Pembayaran ini dapat dilakukan pada akhir tahun yang berjalan.
Maka perhitungannya dapat dirumuskan :

F = A ( 1 + i )n – 1 / i

Dimana :
F = Nilai sejumlah uang pembayaran seri
A = Besarnya pembayaran
i = tingkat bunga
n = jumlah tahun

Maka ( 1 + i )n – 1 / i diebut ebagai equal series compound amount factor yang dapat diperhitungkan.

5.Nilai Sekarang dari Annuity

Perhitungan nilai sekarang ( present value ) dari suatu annuity adalah kebalikan dari perhitungan jumlah nilai majemuk dari suatu annuity.

Maka perhitungannya dapat dirumuskan :

Fn = A ( i / ( 1 + i )n – 1)
Dimana :

Fn = Jumlah semua penerimaan – penerimaan dinilai sekarang
A = Penerimaan setiap saat
i = Tingkat bunga
n = Jumlah tahun

( Referensi : Gitosudarmo M. Com, Drs. Indriyo ; Drs. Basri , “ Manajemen Keuangan, BPFE Yogyakarta , Oktober 1989 )

Arus kas (Cash Flow)

2 komentar
A. Pengertian Arus Kas

Arus Kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas (cash equivalent) atau investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang cepat dapat di jadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan (Ikatan Akuntan Indonesia 2004 : 2.2). Arus Kas adalah arus kas masuk operasi dengan pengeluaran yang dibutuhkan untuk mempertahankan arus kas operasi dimasa mendatang (Brigham dan Houston 2001 : 47). Dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Arus Kas adalah arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas dalam periode tertentu yang berjangka pendek dalam pengelolaan uang yang dimiliki perusahaan.

B. Tujuan Laporan Arus Kas

Laporan arus kas dirancang untuk memenuhi tujuan-tujuan berikut ini (Hongren dkk 1989 : 845) :

a. Untuk memperkirakan arus kas masa datang. Dalam banyak kasus, sumber dan penggunaan kas perusahaan tidaklah berubah secara dramatis dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, penerimaan dan pengeluaran kas dapat diterima sebagai alat yang baik untuk memperkirakan penerimaan dan pengeluaran kas dimasa datang.

b. Untuk mengevaluasi pengambilan keputusan manajemen. Laporan arus kas akan melaporkan kegiatan investasi perusahaan, sehingga memberikan informasi arus kas kepada investor dan kreditor untuk mengevaluasi keputusan manajer.

c. Untuk menentukan kemampuan perusahaan membayar deviden kepada pemegang saham, pembayaran bunga dan pokok pinjaman kepada kreditor.

d. Laporan arus kas membantu investor dan kreditor untuk mengetahui apakah perusahaan bisa melakukan pembayaran – pembayaran ini.
e. Untuk menunjukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas perusahaan.

f. Adanya kemungkinan bangkrutnya suatu perusahaan yang mempunyai laba bersih yang cukup tetapi kas yang rendah menyebabkan diperlukannya informasi arus kas.

Tujuan Laporan Arus Kas adalah memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas (Dyckman dkk 2001 : 550). Informasi arus kas membantu pemakai untuk menilai :

1. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas.
2. Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban.
3. Penyebab terjadinya perbedaan antara laba dan arus kas terkait.
4.Pengaruh kegiatan investasi dan pembiayaan (pendanaan) yang menggunakan kas dan yang tidak (non kas) terhadap posisi keuangan perusahaan.

C. Kas dan Ekuivalen Kas

Pada laporan arus kas, kas mempunyai arti yang lebih luas, yaitu tidak hanya kas dalam perusahaan tapi juga kas di bank. Kas mencakup juga ekuivalensi kas, yang merupakan investasi yang sangat likuid yang dapat dikonversikan ke dalam bentuk kas setiap saat (Hongren dkk 1989 : 845). Laporan arus kas menjelaskan perubahan kas dan ekuivalen kas. Kas hanya meliputi pos-pos yang tersedia untuk membayar kewajiban. Sedangkan ekuivalen kas adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid dengan dua karakteristik tambahan (Dyckman dkk 2001 : 552), yaitu :

1. Dapat segera dikonversi menjadi kas dalam jumlah yang sudah diketahui dan tetap.
2. Sudah sangat mendekati jatuh tempo sehingga resiko terjadinya fluktuasi nilai pasar akibat perubahan suku bunga tidak signifikan.
Ekuivalen kas disatukan dengan kas untuk tujuan penyusunan laporan arus kas karena sekuritas yang memenuhi kriteria sebagai ekuivalen kas yang meliputi dana pasar, uang, kertas komersial, serta obligasi, surat hutang tanpa bunga, dan wesel pemerintah secara ekonomis setara kas.

D. Kategori Arus Kas

Semua arus kas masuk dan arus kas keluar diklasifikasikan ke dalam salah satu dari tiga kategori : Operasi, Investasi, Pendanaan. Pengklasifikasian arus kas ini penting dilakukan untuk mengevaluasi arus kas yang telah terjadi dan memprediksi arus kas masa depan.

1.Arus Kas Operasi (Operating Cash Flow).

Arus kas operasi dikaitkan dengan kegiatan memproduksi dan menyerahkan barang, menyediakan jasa, serta transaksi lainnya yang diperhitungkan dalam penentuan laba. Arus kas Operasi adalah semua arus yang tidak didefinisikan sebagai kegiatan investasi atau pendanaan. Arus kas operasi mencakup berikut ini:
a. Keterkaitannya dengan laba merupakan alasan untuk mengklasifikasikan arus tersebut sebagai arus kas operasi. 22
b. Arus kas dari transaksi lainnya yang pada awalnya mungkin merupakan arus investasi atau pendanaan, diklasifikasikan sebagai arus operasi jika berhubungan dengan kegiatan usaha yang utama.

2.Arus Kas Investasi (Investing Cash Flow)

Arus kas investasi dikaitkan dengan investasi dalam dan pelepasan (disposisi) aktiva pabrik serta sekuritas hutang dan ekuitas tertentu, memberikan dan menagih pinjaman, serta kegiatan strategis lainnya. Kategori ini penting untuk mengidentifikasi rencana pertumbuhan perusahaan. Kategori ini mencakup hal-hal berikut :
a. Selisih antara arus kas masuk dan arus kas keluar investasi adalah arus kas masuk/arus keluar bersih dari kegiatan investasi.
b. Perbedaan mendasar antara arus kas keluar operasi dan investasi terletak pada periode manfaat yang di antisipasi. c. Keuntungan dan kerugian dari operasi yang dihentikan serta
transaksi yang menimbulkan pos-pos luar biasa seringkali dikaitkan dngan arus kas investasi.
3.Arus Kas Pendanaan (Financing Cash Flow)

Arus kas pembiayaan dikaitkan dengan perolehan sumber daya dari pemilik dan pemberian pengembalian atas investasi mereka, peminjaman uang, dan pembayaran kembali pokok pinjaman. Selisih antara arus kas masuk dan arus kas keluar pendanaan merupakan arus kas masuk (keluar) bersih dari kegiatan pendanaan.

E. Prosedur Penyusunan Laporan Arus Kas

Ada beberapa pendekatan untuk menyusun laporan arus kas yang digunakan dalam praktek, yang masing-masing bertujuan mengidentifikasi melalui analisis transaksi hal-hal berikut ini :
a. Arus kas operasi, investasi, dan pendanaan.
b. Transaksi investasi dan pendanaan non kas yang signifikan.
c. Pos-pos yang merekonsiliasi laba dan arus kas operasi bersih.
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No. 2 yang dapat dipergunakan perusahaan terdapat dua metode untuk menyajikan laoran arus kas, yaitu :

1. Metode Langsung
Metode langsung menggolongkan berbagai kategori utama dari kegiatan operasi. Metode langsung lebih mudah untuk dimengerti, dan memberikan informasi yang lebih banyak untuk mengambil keputusan.

2. Metode Tidak Langsung
Penyusunan laporan arus kas dengan menggunakan metode ini diawali dengan laba bersih dan menyesuaikan laba bersih tersebut sehingga diperoleh arus kas dari aktivitas operasi.
Kedua metode tersebut mendatangkan jumlah sub-total yang sama untuk kegiatan operasi, kegiatan investasi, kegiatan pendanaan dan arus kas bersih selama periode tertentu. Metode tersebut berbeda hanya dalam cara menunjukkan arus kas dari
kegiatan operasi. Penyusunan anggaran kas, menurut Riyanto (1978 : 90), dapat dilakukan dengan beberapa tahap sebagai berikut :
a. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasional perusahaan. Transaksi-transaksi di sini merupakan transaksi operasi (operating transactions). Pada tahap ini dapat diketahui adanya defisit (kekurangan) kas atau
surplus (kelebihan) kas.
b. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber-sumber lainnya yang diperlukan untuk menutup defisit kas. Juga disusun estimasi pembayaran bunga kredit tersebut beserta waktu pembayarannya kembali.
Transaksi-transaksi di sini merupakan transaksi finansiil (financial transaction).
c. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi finansiil. Anggaran kas yang final ini merupakan gabungan dari transaksi operasional dan transaksi finansiil yang menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas keseluruhan.

E. Manfaat

Adapun kegunaan dalam menyusun estimasi cash flow dalam perusahaan sangat berguna bagi beberapa pihak terutama management. Diantaranya:
1.Cash flow merupakan alat pengkontrol keuangan perusahaan dan sebagai alat ukur keberhasilan dalam mencapai target yang di tetapkan, dapat juga digunakan sebagai alat penaksir kebutuhan di masa yang akan datang..
2.Dalam penyusunan cash flow harus diperhatikan yang mana saja yang dapat mempengaruhi dan yang tidak dapat mempengaruhi contoh; pengakuan adanya kerugian piutang, adanya pengkuan atau pembebanan depresiasi, adanya pembayaran stock defidend merupakan sesuatu yang tidak mempengaruhi cash flow.
3.Bagi kreditor atau bank dengan laporan cash flow dapat menilai kemampuan perusahaan dalam mambayar bunga atau mengembalikan pinjamannya.
4.Pada intinya aliran cash flow dengan sumber-sumber dan penggunaan dana adalah sama dan perhitungan penerimaan cash flow hanya memasukan penjualan secara tunai sedangkan hasil penjualan kredit baru akan dimasukan setelah benar-benar diterima secara tunai.
5.Dalam penerapannya sebelum membuat cash flow, tentukan besarnya kas minimum yang tersedia (safety cash balance), apabila pada estimasi cash out flow lebih besar dari pada cash flow in maka akan terjadi deficit. Salah satu cara untuk menutup deficit tersebut adalah dengan mengajikan pinjaman ke bank
6.Asumsi merupakan suatu konsep dasar yang harus diterapkan walau pun angapan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan, semakin banyak anggapan yang digunakan (pada umumnya tidak sesuai kenyataan) akan banyak kelemahan pada analisa tsb

LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN

Ada empat langka dalam penyusunan cash flow, yaitu :
1.Menentukan minimum kas
2.Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran
3.Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi deficit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.
4.Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi financial dan budget kas yang final.
Cash flow memuat tiga bagian utama, yang terdiri dari:
1.Cash in flow, pada bagian ini mengidentifikasi sumber-sumber dana yang akan diterima , jumlah dananya dan waktu dalam periode tersebut, yang akan dihasilkan berupa penjualan tunai, penjualan kredit yang akan menjadi piutang, hasil penjualan aktiva tetap dan penerimaan lainnya. Perincian kas ini terdiri dari dua sifat, yaitu kontinyu dan intermitan.
2.Cash out flow, pada bagian ini berhubungan dengan pengidentifikasian semua kas yang sudah diantisipasi, antara lain pembelian barang dagang baku, pembayaran hutang, upah, administrasi, dan pengeluaran lainnya. Cash out flow juga punya dua sifat yang sama yaitu kontinyu dan intermitan
3.Financing (pembiayaan), pada bagian ini menunjukan besarnya net cash flow dan besarnya kebutuhan dana jika terjadi defisit.


( Referensi :digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH0146.../doc.pdf
http://ilmumanajemen.wordpress.com/2007/05/24/manajemen-keuangancash-flow/ )
 
footer